DELISERDANG - Seorang pelaku pencurian kran air atau besi ulir yang berfungsi untuk membuka tutup saluran air dari perumahan warga ke sungai diamankan Polsek Percut Seituan, Rabu (1/3/2023) siang.
Lokasi kejadian berada di Desa Bandar Khalifah, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang.
Pelaku yang bernama Khairul Anwar Rangkuti (58) warga Jalan Letda Sujono ini sangat meresahkan warga, akibat dari perbuatannya, sekitar ratusan rumah warga terendam banjir yang diakibatkan hujan yang turun dan airnya tidak bisa mengalir ke sungai.
Kapolsek Percut Seituan, Kompol M. Agustiawan didampingi Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan, Iptu Japri Simamora dan Kepala Desa Bandar Khalifah, Suparyo, SH menyebutkan pelaku sekitar 5 orang, namun yang berhasil diamankan satu orang, sedangkan 4 orang lagi masih dalam pencarian.
"Pelaku kurang lebih ada 5 orang, akibat pencurian kran valve tersebut, sehingga untuk mengontrol air sekitar arus sungai tembung jadi mengalami hambatan dan dampaknya kepada masyarakat, " sebut Kapolsek.
"Pelaku sudah diamankan satu orang untuk empat lagi dalam pencarian, " sambungnya.
Baca juga:
Gudang Botot di Jalan Perhubungan Terbakar
|
Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa pelaku mengambil sekitar 2 unit kran air bendungan.
Ditempat yang sama, Kepala Desa Bandar Khalifah, Suparyo SH menambahkan akibat dari pencurian tersebut, pintu air tidak bisa dinaikan dan harus memanggil pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk menghadirkan alat berat berupa crane.
"Akibat dari perbuatan para pelaku ini, kami atas nama pemerintah Desa dan masyarakat sangat resah. Karena apa, akibat dari perbuatan mereka ini sekarang pintu air itu tidak dapat dinaikan. Itulah dari tadi pagi sampai tadi siang ada lebih kurang ratusan rumah terendam banjir, " jelas Suparyo.
Suparyo berharap kepada pihak Polsek Percut Seituan untuk menindaklanjuti dan menangkap pelaku lainnya.
"Inilah yang sangat kami harapkan kepada Bapak Kapolsek supaya segera untuk menindak lanjuti dan menangkap para pelaku ini dan yang lainnya, karena selama ini juga sudah cukup meresahkan, " harapnya.
Sebelumnya, besi - besi berupa plang himbauan, pagar serta tangga terlebih dahulu bilang, namun Suparyo tidak bisa memastikan apakah pelakunya orang yang sama.
"Plang - plang himbaunan di pinggir sungai juga sudah dihabis mereka, apakah mereka juga, tapi yang jelas kami sebagai masyarakat sangat cukup resah akibat ulah mereka tadi ini. Saya atas nama pemerintah Desa, atas nama dari Balai Penanggulangan Sungai Sumatera 2 diberikan kuasa untuk membuat laporan ini kepada Polsek yang juga atas nama masyarakat segera menindaklanjuti dan menangkap para pelaku yang lainnya agar kiranya kejahatan - kejahatan seperti ini dapat diminimalisir di Desa kami ini, " cetusnya.
Pihak Desa dan BWS serta dibantu masyarakat sampai dengan hari ini masih berusaha untuk dapat menaikan pintu besi yang menutupi saluran air dari arah rumah warga ke sungai.
"Sekarang ini kami masih berusaha menaikan pintu air, karena besi ulir yang dicuri mereka bukan barang yang bisa dibeli di toko, tidak ada. Itu memang harus ditempah, jadi pihak BWS tadi sudah turun, Balai Wilayah Sungai dalam hal ini kami juga sudah berusaha untuk mencari barang tersebut dimana itu dijual, supaya dapat kita fungsikan kembali, namun bilamana tidak, ya kami butuh waktu dan harap masyarakat sabar dengan kejadian ini. Karena untuk menyelesaikan masalah ini bukan satu hal yang sangat mudah, " pungkasnya.
Selanjutnya, kedepan pihak Desa akan mengawasi dan memantau agar kejadian tidak terulang yang kedua kalinya.
"Kami dari pemerintah Desa terus memantau karena yang dicuri ini sudah fatal lah. Dalam artian, akibat benda ini tadi dipotong dan diambil, pintu tadi ini jatuh menutup lobang saluran yang selama ini untuk akses air masuk ke sungai, " katanya.
Air di perumahan warga mulai surut dikarenakan volume air yang tinggi mengakibatkan air menyembur dari atas melewati pintu yang menutupi saluran air.
"Masih terendam, tapi Alhamdulillah sudah mulai meyusut dan karena air menyembur dari sisi sisi celah pintu, berangsur turun. Kita berharap kalau ini hujan lagi memang ini suatu hal yang menjadi keresahan masyarakat, " sebutnya.
Sedangkan ketinggian air sendiri terlihat sekitar 3 meter ketika dilihat dari bendungan.
"Ketinggian air di bendungan sekitar 3 meter. Di rumah warga ada yang setinggi lutut, ada yang sebetis, biasanya tidak pernah banjir, kali ini banjir itu sangat - sangat meresahkan lah, " kesalnya.
Sejauh ini belum ada warga yang mengungsi diakibatkan banjir, namun pihak Desa masih tetap berusaha agar pintu air bisa dibuka.
"Sampai dengan hari ini memang tidak ada sampai terjadi pengungsian. Kami sebagai Pemerintahan dari Desa atau pun dari BWS dan BNPB juga standby di tempat kami, terus sampai saat ini kami tetap berusaha berupaya untuk mengangkat pintu air ini supaya minimal air itu dapat lebih cepat keluar ke sungai, " tutupnya.